Kejar Kasur di Malioboro

September 25, 2014

Kisah perjalanan Long Trip Lebaran 2014 (24 Juli–5 Agustus 2014): Jakarta-Purwokerto-Wonosobo-Dieng-Jogja-Probolinggo-Bromo-Rakum-Malang-Bandung-Jakarta   
Poto : Koleksi Pribadi
 
Story sebelumnya disini

Wednesday, July 30th 2014
Setelah turun dari Bukit Ratapan aku bergegas ke penginapan untuk kembali berbenah diri dan kepak ransel untuk segera menuju Wonosobo. Ini benar-benar waktu yang mendebarkan. Sumber Alam, travel Wonosobo-Yogyakarta yang sudah aku hubungi dan booking nama jauh-jauh hari tak henti-henti aku telpon untuk memastikan aku pasti datang !!! Jarum jam tangan sudah hampir menunjukkan pukul 10 pagi, tentunya aku hanya memiliki waktu 1.5 jam untuk perjalanan Dieng-Wonosobo belum lagi jika terjadi kemacetan pasca turun dari Dieng. Tak ayal, aku pun segera koar-koar di penginapan, tanya sana-sini, minta tolong Mas Ipin untuk segera mencarikan info travel / solusi lain untuk menuju Jogja. Intinya ... sore ini aku sudah harus berada di Jogjakarta !!!

“ maaf bu, kami tidak terima bookingan by phone. Langsung datang aja.  !!!” tegas staff Sumber Alam dengan sedikit nada kesal.
“ Iya, tolong ditunggu. Ini saya sudah mau turun dari Dieng ” balasku tidak mau kalah.
Setelah mencoba merayu sepersekian menit, akhirnya aku mengalah .
“ Ya udah bu, kalau masih rejeki saya semoga nanti pas nyampe Wonosobo, belom jalan “
Kututup telpon dan segera kembali memurukkan baju ke dalam ransel.  Ooh ,,, dinginnya Dieng ,, seolah menertawaiku . Ayo segera –segera !!! Satu hal yang pasti membuatku tak akan pernah melupakan Dieng adalah pagi ini aku melewatkan mandi pagi . Haaa haaa ... Aku tidak bisa melawan dinginnya !!! Walaupun hot water disediakan dipenginapan, tapi kulitku tak kuasa. Cukup membasuh muka, gosok gigi ... sap --- sap --- bagian penting, cek kamar kembali - takut ada yang tertinggal, setelah semua oke aku segera meluncur ke lantai 1. Akkh ,, urusan mandi nanti sajalah aku lebihkan di Jogjakarta.
----
Terima kasih untuk pesonana “dingin” mu nan menawan wahai Negri di Atas Awan . Semoga kelak kita bisa berjumpa lagi ................
----
Mas Ipin memacu motornya dengan kecepatan yang aku arahkan. Aku di jok belakang sibuk mengirim pesan singkat ke semua travel Wonosobo-Jogja yang berhasil aku himpun dari keributan di penginapan.

Sumber Alam sebenarnya adalah satu-satunya travel dari Wonosobo-Jogjakarta yang tarifnya sangat bersahabat dengan kantong. Aku sebelumnya juga sudah mencoba membandingkan dengan beberapa travel lainnya. Tapi memang, Sumber Alam (rekomendasi dari teman) ini cukup dengan 60.000 rupiah sudah dapat mengantarkan kita menjejakkan kaki di kota istimewa Yogyakarta. So, sangat saya rekomendasikan bagi anda yang ingin melanjutkan petualangan ke Jogjakarta setelah turun dari Dieng menggunakan jasa transportasi ini.

Shuttle Bus Sumber Alam
Jl. S Parman No.32 Wonosobo
Telp. 0286-321589, 085326660688
Jadwal keberangkatan Wonosobo-Jogja : 07.00, 08.00, 09.00, 11.30, 15.00, 17.00

Bismillah ... semoga semua lancar !!! Optimis kembali aku sematkan dalam hati. Semoga mestakung. Semesta mendukung. Mentok tak ada travel (dengan waktu yang pas), bus pun jadi.
----
Prakiraanku tidak meleset sedikitpun. Prediksi yang aku buat dengan perencanaan turun dari Dieng menggunakan kendaraan roda dua tidak keliru secuilpun. Maceeeettt boook. Parakhnya lagi, arus naik lebih mandat dari pada arus turun. Tentu saja karena faktor kendaraan yang tidak sanggup nanjak atau si driver tidak lihai melihat medan. Jadilah menjadi hambatan bagi para penumpang lainnya tak terkecuali aku. Dengan motor rampingnya, si roda dua kami carikan celah-celah kecil untuk menerobos mandatnya arus. Tak tanggung-tanggung, polisi lalu lintas sudah berada di TKP untuk mengurai kemacetan. Ini adalah jalur satu-satunya menuju Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Ku lihat tidak hanya satu kendaraan yang bermasalah mengeluarkan kebul asap, bahkan ada juga kendaraan yang digerek oleh kendaraan lainnya. Duuh,,, aku tidak bisa membayangkan kalau ide ini (menggunakan motor) tidak terlintas sedikitpun dibenakku. Apalah jadinya aku, yang akan terjebak dilalu lintas seperti ini. Yaa,, lagi-lagi inilah yang aku maksud. Pandai membaca situasi. Thanks God J
----


12.07 pm ...
“ Minggir dulu mas” serayaku pada Mas Ipin setelah kami sampai di pusat Kota Wonosobo.
“ Tak coba telpon Sumber Alam dulu yo “. Meskipun sudah lewat jam keberangkatan tapi aku tetap berkeyakinan untuk tetap memastikan.
“ Sebentar lagi mb, sudah dimana? “ Jawab tanya petugas SA di ujung telepon. Yes .... jadwal jam 11.30 ternyata terjadi penundaan keberangkatan karena alasan satu-satunya ... macettt --- cet --- cet .
Aku segera berlonjak kegirangan dan meminta Mas Ipin segera mengantarku ke shuttle Sumber Alam . (lagi-lagi) Thank God J Optimisku berbuah manis.
----
12.31 pm  . Meluncur Menuju Jogjakarta .
Jarak tempuh normal Wonosobo-Jogjakarta adalah 2-3 jam perjalanan. Tapi ini ,,,, aku kembali tidak dapat memprediksikan jam berapa kaki ini nantinya akan bertapak di Kota Pendidikan itu. Maceeettt .... dan banyak jalur alternatif yang diarahkan oleh petugas pantau lebaran. Akses pintu masuk ke Candi Borobudur bahkan ditutup, dikarenakan lonjakan wisatawan di libur lebaran kali ini. Dan aku ,,, lagi-lagi menikmati perjalanan ini dengan lapang dada. Tidur .... bangun ... tanya sudah dimana ... tidur lagi ... dan begitu seterusnya selama 4 jam berlalu.
----
16.43 pm . Terminal Jombor Jogjakarta .
Selamat sore Jogja . Kita bertemu lagi.
Jika ingin melanjutkan perjalanan menuju icon kota Jogja yaitu Malioboro, dapat mengakses dari terminal ini menggunakan sistem transportasi bus cepat, murah meriah dan ber-ac yaitu Trans Jogja. Eiitts ,,,, tunggu dulu ,,, tapi saya sore ini tidak langsung meluncur ke sana. Saya terlebih dahulu mampir bersilaturahmi ke Sleman, di rumah salah seorang teman kantor. Mempererat hubungan sosial, rehat sejenak dan tentunya numpang untuk basuh badan. Puas bercengkrama dengan keluarga baru, badan sudah relax, tenaga pool kembali ,, saatnya melanjutkan langkah kaki.
---
Jam 8.45 malam saya segera meluncur ke Malioboro. Ini adalah titik temu saya dengan 2 orang teman dari Purwokerto dan Semarang. Kami bertiga berencana esok hari akan berkunjung ke Candi Prambanan.

Nah .... disinilah tragedi mandi keringatpun terukir di Malioboro.
Sebenarnya beberapa bulan sebelumnya aku sudah melakukan reservasi sebuah hotel di kawasan Malioboro. Untuk mengantisipasi lonjakan harga dan padatnya pengunjung di lebaran ini, aku siasati dengan cara tersebut. Namun, karena miss communication terjadilah kisah muter-muter Malioboro di malam ini. Kenapa tidak? Semua penginapan di jajaran Dagen dan Sosrowijan sudah full. Ohhh Tuhaan ..... malam itu rasanya pundak ku berat melebihi kapasitas ,carrier 40L ku serasa menjadi kulkas 2 pintu, bajuku basah bermandikan keringat, kaki ku berat untuk melangkah. Bertiga kami serasa mau pasrah. Cari warung 24 jam, atau gelar matras sampai pagi di tempat mana sajalah yang penting aman. Tapi tidak .... kami belum kehabisan akal. Aku segera men-cek pelan-pelan semua contact HP, menghubungi teman-teman yang bisa memberikan bantuan, relasi atau bahkan tumpangan untuk malam ini. Teman ku kembali berselancar didunia maya, bertanya di group backpacker. Berharap segera dapat merebahkan punggung di sebuah kasur.

Finally, usaha kami bersambut. Kami bertiga mendapat bantuan dari salah seorang teman backpacker Jogjakarta. Dan Dia, dengan penuh kerelaan menolong kami di jam 11 malam itu. Yaa, kami bertiga berhasil dia hantarkan ke sebuah hotel melati di jalan Ontorejo. Sebuah penginapan yang terbilang memiliki fasilitas dan pelayanan oke . Syukurlah,, masih ada tersisa 2 kamar untuk kami di malam ini. Untuk kelas backpacker , saya dapat merekomendasikan penginapan ini. Harga yang cukup bersahabat (80rb/kamar utk 2 orang), fan, kamar mandi di luar, dan included teh manis hangat di pagi hari. Dan yang tidak kalah, design ruangannya yang begitu apik, luas, aman, parkiran menjamin dan tentunya bersih.

Griya Inap
Jl. Ontorejo No. 2 Wirobrajan
Yogyakarta
Telp. (0274) 377617

Alhamdulillah ..... nafas lega pun kembali ku buang . Hari yang “sedikit” melelahkan. Kejar waktu dari Dieng berlanjut kejar kasur di Malioboro. Mengingat perjuangan panjang malam ini menelusuri setiap sudut Malioboro demi mendapatkan sebuah kasur. Dari lorong-lorong kecil, bahkan sampai hotel mewah sekalipun terpampang tulisan KAMAR PENUH !!!

Berlanjut disini  

You Might Also Like

0 Comments